Terima Kasih Atas Kunjungan Anda, Semoga Bisa Bermanfaat

Selasa, 23 Juni 2015

Makalah Agama "Sepuluh Langkah Menuju Sukses Dalam Islam"

MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
“ SEPULUH LANGKAH MENUJU SUKSES DALAM ISLAM”



  NAMA PENYUSUN :
 
  Yoga Prasetio                      ( 12140845 )
  
KELAS     :   12.2I.07

BINA SARANA INFORMATIKA


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah

            Setiap orang memiliki paradigma yang berbeda tentang arti sebuah kesuksesan karena pada dasarnya kesuksesan dapat menjadi milik kita semua hanya saja kita sering tidak tahbagaimana cara meraihnya, dan kami yakin semua orang pasti ingin sukses.
            Dan seiring dengan kemajuan dan keberhasilan IPTEK pada saat ini telah dapat memberikan kemudahan dan kesenangan hidup manusia pada umumnya, maka secara langsung berdampak pula pada semakin berkembangnya hajat manusia atas berbagai sarana kehidupan untuk mempertahankan dan demi tercapainya tujuan hidup mereka, baik lahir maupun tujuan kehidupan batinnya.
            Namun kebutuhan manusia tersebut kadang-kadang tidak semuanya terpenuhi karena keterbatasan sumber daya manuisa itu sendiri dan keterbatasan sumber daya alam yang ada dibumi. Bahkan dalam pemenuhan kebutuhan hidup, manusia tidak segan lagi merusak, mengambil, dan melakukan perbuatan yang tidak lazim, hanya untuk mengeruk kekayaan alam dan tidak menghiraukan akibat fatal yang akan terjadi nantinya, sehingga berbagai macam bencana alam pun tidak bisa dihindari seperti banjir, gempa bumi, keluarnya lumpur panas dari perut bumi, gunung meletus dan masih banyak bencana yang lainnya, dan terkadang mereka tidak berfikir bahwa itu semua terjadi karena ulah tangan mereka.
            Dijaman dulu bahkan sekarang masih ada manusia yang ingin meraih kesuksesan dalam hidupnya dengan cara cepat dan tanpa berfikir positif, yaitu dengan menggunakan cara-cara negative mengarah ke hal –hal yang ghoib yang akan  menyesatkan hidup manusia tersebut. maka dari hal tersebut, kami akan melakukan pembahasan mengenai “Sepuluh Langkah Menuju Sukses Dalam Islam”

B.     Tujuan dan Manfaat Makalah

            Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:

1.   Memenuhi salah satu syarat nilai UAS Pendidikan Agama Islam Program
Studi DIII Jurusan Manajemen Informatika Bina Sarana Informatika.
2.   Menambah wawasan ilmu tentang 10 Langka Menuju Sukses Dalam
Islam.
3. Mendidik untuk lebih mengerti dan berfikir positif dalam berbuat


C.     Sistematika Penulisan

            Untuk memberikan arah yang lebih jelas dan gambaran umum tentang makalah ini, maka penulis membuat uraian singkat tentang isi setiap BAB dari makalah ini.

Sistematika penulisannya adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Dalam BAB ini berisi tentang latar belakang masalah, tujuan dan manfaat makalah dan sistematika penulisan.

BAB II PEMBAHASAN
Dalam BAB ini berisi tentang kerangka teori yang terdiri dari Umum, Pengertian Sukses, Langkah – langkah menuju sukses dalam islam, konsep sukses menurut Islam, kiat menjadi unggul dalam Islam.

BAB III PENUTUP
Dalam BAB ini berisi tentang kesimpulan, dan saran yang bisa berguna bagi pembaca.

DAFTAR PUSTAKA



BAB II
PEMBAHASAN


B.   Umum

B.1 Pengertian Sukses

Setiap orang memiliki paradigma yang berbeda tentang arti sebuah kesuksesan karena pada dasarnya kesuksesan dapat menjadi milik kita semua hanya saja kita sering tidak tahbagaimana cara meraihnya.
            Kesuksesan adalah derajat keberhasilan seseorang dalam pemenuhan subjective terhadap kebutuhan hidupnya (material maupun spiritual baik secara Quantitative maupun Qualitative). Mengejar kesuksean hidup (secara keseluruhan) memang merupakan idaman bagi setiap orang. Yang menjadi permasalahan, adalah bahwa kesuksesan itu kerap kali terasa sebagai sesuatu hal yang tidak mudah atau bahkan sangat sukar sekali untuk dicapai bagi kebanyakan orang. Dan pada skala yang lebih extreme bahkan dapat terasa sebagai hal yang tidak mungkin dapat dicapai oleh sekelompok orang tertentu.
            Apalagi dalam islam, kesuksesan tidak diukur dari sisi dunia semata melainkan harus berorientasi pula pada akhirat. Itulah kesuksesan hakiki, saat berjumpa Allah SWT kelak. Dalam Al-Qur’an Allah SWT menjamin rezeki bagi setiap mahluk ciptaan-Nya, dan melebihi kepada sebagaimana diantara mereka sebagai cobaan,atau ke-Taqwaanya kepada Allah SWT.
            Kesuksesan Hakiki dapat diperoleh jika kita adalah pemilik pribadi sukses,yaitu pribadi yang selalu tenang,terencana,terampil ,tertib,tekun.tegar dan tawadhu(rendah hati).selain itu,kita juga harus mempunyai kredibilitas yang tinggi. Dipercaya karena kejujuran kita, kecakapan kita, dan kemampuan kita untuk selalu mengembangkan diri Dunia-Akhirat.

B.2 Langkah-langkah Menuju Sukses Dalam Islam

Ada beberapa cara yang diajarkan agama islam untuk dapat mencapai hidup bahagia, di antaranya disebutkan oleh Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As- Sa’di rahimahullah dalam kitabnya Al- Wasailul Mufidah Lil Hayatis Sa’idah:

B.2.1  Beriman dan beramal shalih

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَياَةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ ماَ كَانُوا يَعْمَلُوْنَ
“Siapa yang beramal shalih baik laki-laki ataupun perempuan dalam keadaan ia beriman, maka kami akan memberikan kepadanya kehidupan yang baik dan kami akan membalas mereka dengan pahala yang lebih baik dari pada apa yang mereka amalkan.” (An- Nahl:97)

Al-Hafidz Ibnu Katsir rahimahlullah berkata: “Ini adalah janji dari Allah SWT kepada orang yang beramal shalih yaitu amalan yang mengikuti Kitabullah wa Ta’ala, baik dari kalangan laki-laki maupun perempuan dari keturuanan adam, sementara hatinya beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT berjanji untuk memberikan kehidupan yang baik baginya di dunia dan membalasnya di akhirat dengan pahala yang lebih baik daripada amalannya. Kehidupan yang lebih baik mencakup seluruh kesenangan dari berbagai sisi. Diriwayatkan dari Ibnu’Abbas radhiallahu’anhuma dan sekelompok ulama bahwa mereka menafsirkan kehidupan yang baik (dalam ayat ini) dengan rezeki yang halal lagi baik (halal thayyiban), sementara Ali bin Abi Thalib radhiallahu’anhu menafsirkannya dengan sifat qana’ah (merasa cukup), demikian pula yang dikatakan Ibnu’Abbas,’Ikrimah dan Wahb bin Munabbih.Berkata’ Ali bin Abi Thalib dari Ibnu’Abbas : “Sesungguhnya kehidupan yang baik itu adalah kebahagiaan.” Al-Hasan, Mujahid, dan Qatadah berkata : “ Tidak ada bagi seorang pun kehidupan yang baik kecuali surga.” Sedangkan Adh-Dhahhak mengatakan : “ Ia adalah rizki yang halal dan ibadah di dunia serta beramal ketaatan dan lapang dada untuk taat.” Yang bener dalam hal ini adalah kehidupan yang baik mencakup seluruh perkara tersebut.”(Tafsir Ibnu Katsir,4/421)

B.2.2 Banyak Mengingat Allah SWT (Berdzikir)

Karena dengan dzikir kepada-Nya akan diperoleh kelapangan dan ketenangan, yang berarti akan hilang kegelisahan dan kegundah gulanaan.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
أَلاَ بِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبِ
“Ketahuilah dengan mengingat (berdzikir) kepada Allah akan tenang hati itu.” (Ar-Ra’d: 28)
Menurut para Ulama dzikir dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1)      Dzikir dengan lisan (dzikr bil al-lisan),
yakni membaca atau mengucapkan kalimat-kalimat takbir, tasbih, tahlil dan lain sebagainya dengan bersuara.
2)      Dzikir dalam hati (dzikr bi al cjolb)
yakni membaca atau mengucapkan kalimat-kalimat takbir, tasbih, tahlil dan lain sebagainya dengan membatin. Tanpa mengeluarkan suara. Sebagian ulama menafsirkan dzikir dalam hati ini, adalah bertafakkur (memikirkan/merenungi) berbagai ciptaan Allah SWT dan kenikmatannya dengan penuh keyakinan, dan perasaan tulus. Inilah dzikir yang dianjurkan oleh Rosulullah saw. Sebab itulah sebaik-baik dzikir kepada Allah SWT.
3)      Dzikir dengan panca indra atau anggota badan (dzikr bi al-jawarih)
yakni menundukkan seluruh anggota badan kepada Allah SWT dengan cara melaksanakan segala perintah dan meninggalkan seluruh larangan-Nya. Dzikir dengan panca indra ini disebut juga dzikir fi’il, yaitu mengingat Allah dengan perbuatan. Misalnya, melaksanakan ibadah (sholat, puasa, dan lain-lainnya), menuntut ilmu, menengok orang sakit, bekerja mencari rezeki yang halal, mencegah kemungkaran, menyuruh orang berbuat baik, dan lain sebagainya.

B.2.3 Bersandar Kepada Allah dan tawakkal pada-Nya, yakin dan percaya pada-Nya dan semangat untuk meraih keutamaan-Nya.

Dengan cara seperti ini seorang hamba akan memiliki kekuatan jiwa dan tidak mudah putus asa serta gundah gulana.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
                                                                                                وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“ Siapa yang bertawakkal kepada Allah maka Allah mencukupinya.” (Atha-Thalaq:3)

B.2.4 Berbuat baik kepada mahluk dalam bentuk ucapan maupun perbuatan dengan ikhlas kepada Allah dan mengharap pahala-Nya

Allah Subahanahu wa Ta’ala berfirman:

لاَ خَيْرَ فِي كَثِيْرٍ مِّنْ نَجْوَاهُمْ إِلاَّ مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوْفٍ أَوْ إِصْلاَحٍ بَيْنَ النَّاسِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتِغآءَ مَرْضَاةِ اللهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيْهِ أَجْرًا عَظِيْماً

“ Tidak ada kebaikan dalam kebanyakan bisikan-bisikan mereka kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) untuk bersedekah atau berbuat kebaikan dan ketaatan atau memperbaiki hubungan di antara manusia. Barang siapa melakukan hal itu karena mengharapkan ridho Allah, niscaya kelak kami akan berikan padanya pahala yang besar.”(An-Nisa:114).

Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nasir As-sa’di rahimahullah berkata menafsirkan ayat di atas:” Yakni tidak ada kebaikan dalam kebanyakan pembicaraan diantara manusia dan tentunya jika tidak ada kebaikan maka bias jadi yang ada adalah ucapan tak berfaedah seperti berlebih-lebihan dalam pembicaraan yang mubah atau bias jadi kejelekan dan kemudlaratan semata-mata seperti ucapan yang diharamkan dengan seluruh jenisnya.
Kemudian Allah SWT mengecualikan: “Kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) untuk bersedekah,” dari harta ataupun ilmu (dengan mengajarkannya-pen) atau sesuatu yang bermanfaat, bahkan bias jadi masuk pula disini ibadah-ibadah seperti bertasbih, bertahmid, dan semisalnya sebagaimana Nabi Shallallahu ‘alaih wa sallam bersadba: “ Sesungguhnya setiap tasbih adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah dan setiap tahlil adalah sedekah. Demikian pula amar ma’ruf merupakan sedekah, nahi mungkar adalah sedekah dan dalam kemaluan salah seorang kalian adalah sedekah (dengan menggauli isti)…”(Taisir Al-Karimir Rahman, hal.202)

B.2.5  Ridha terhadap takdir Allah SWT

Kesuksesan dapat diraih oleh mereka yang beriman kepada Allah SWT. Sedangkan, meyakini ketentuan dan kekuasaan (qadha dan qadar) Allah SWT adalah bagian dari iman kepada-Nya. Dan, ridha itu adalah bagian dari iman pada qadha dan qadar-Nya.
Oleh karena itu, manusia wajib berhati-hati terhadap buaian angan dan dampak buruk yang ditimbulkan. Dan, jika ia berkeluh kesah dengan ketentuan-Nya,pasti akan celaka. Sabda Nabi SAW, Sesungguhnya Allah SWT berfirman :” Barangsiapa yang tidak ridha dengan qadha dan qadar-KU dan tidak sabar terhadap bencana yang Aku timpakan atasnya, maka sebaiknya ia mencari Tuhan selain Aku.(HR Thabrani).

B.2.6  Mencurahkan perhatian dengan apa yang sedang dihadapi disertai permintaan tolong kepada Allah Shubahanahu wa Ta’ala.

Tanpa banyak berangan-angan (terhadap perkara dunia) untuk masa yang akan datang karena akan berubah kegelisahan disebabkan takut/khawatir menghadapi masa depan (di dunia) dan juga tanpa terus meratapi kegagalan dan kepahitan masa lalu karena yang telah berlalu tidak mungkin dapat dikembalikan dan diraih.

Rasulullah Shallallahu’alaih wa sallam bersabda :

اِحْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلاَ تَعْجزْ، وَإِذَا أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلا تَقُلْ: لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَذَا كَانَ كَذَا وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ: قَدَّرَ اللهُ وَمَا شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَل الشَّيْطَانِ

“Bersemangatlah untuk memperoleh apa yang bermanfaat bagimu dan minta tolonglah kepada Allah dan janganlah lemah. Bila menimpamu sesuatu (dari perkara yang tidak disukai) janganlah engkau berkata:”Seandainya aku melakukan ini niscaya akan begini dan begitu,” akan tetapi katakanlah:”Allah telah menetapkan dan apa yang Dia inginkan Dia akan lakukan,” karena sesungguhnya kalimat ’seandainya’ itu membuka amalan syaitan.”(HR.Muslim)

B.2.7 Senantiasa mengingat dan menyebut nikmat yang telah diberikan Allah Subahanahu Wa Ta’ala, baik nikmat lahir maupun batin.

Firman Allah swt, yang artinya:
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (Q.S Ibrohim:7)
Dengan melakukan hal ini seseorang terdorong untuk selalu bersyukur kepada-Nya sampai saat ia ditimpa sakit atau berbagai musibah lainnya. Karena bila ia membandingkan kenikmatan yang Allah Subhanahu wa Ta'ala limpahkan padanya dengan musibah yang menimpanya sungguh musibah itu terlalu kecil. Bahkan musibah itu sendiri bila dihadapi dengan sabar dan ridha merupakan kenikmatan karena dengannya dosa-dosa akan diampuni dan pahala yang besar pun menanti.
Adapun cara bersyukur kepada allah dapat dilakukan dengan:
1.      Syukur dengan hati
Syukur dengan hati dilakukan dengan menyadari sepenuhnya bahwa nikmat yang diperoleh adalah semata-mata angerah dan kemurahan Allah.
2.      Syukur dengan lidah
Syukur dengan lidah adalah mengakui dengan ucapan bahwa sumber nikmat adalah Allah sambil memuji-Nya, seperti mengucapkan Alhamdulillah jika mendapatkan kenikmatan dari allah. 
3.      Syukur dengan perbuatan
Hidup ini bukan hanya teori-teori tanpa diwujudkan dalam kenyataan, hidup ini bukan hanya omongan atau cukup diwacanakan saja, tetapi butuh diwujudkan dalam kenyataan jika seseorang ingin meraih impiannya. Rasa syukurpun tidak cukup di dalam hati saja, atau dalam bentuk ucapan saja, tetapi harus diwujudkan dalam kenyataan.

B.2.8  Selalu melihat orang yang dibawah dari sisi kehidupan dunia.

Misalnya dalam masalah rezki karena dengan begitu kita tidak akan meremehkan nikmat Allah yang diberikan-Nya kepada kita. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ، فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ
“Lihatlah orang yang di bawah kalian dan jangan melihat orang yang di atas kalian karena dengan (melihat ke bawah) lebih pantas untuk kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang dilimpahkan-Nya kepada kalian.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam Kitab Nashaihul ‘Ibad karangan Imam Nawawi Al-Bantani disebutkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tanda orang celaka ada empat yaitu : pertama, melupakan dosa-dosa masa lalu padahal semuanya tercatat dengan rapi di sisi Allah. Kedua, mengenang kebaikan di masa lalu padahal belum diketahui diterima Allah atau tidak. Ketiga, Dalam urusan dunia selalu memandang ke yang lebih atas. Keempat, dalam urusan agama selalu memandang ke yang lebih rendah.
Kemudian disebutkan pula, tanda orang bahagia juga ada empat. Pertama, mengingat dosa-dosa yang telah lalu. Kedua, melupakan kebaikan yang pernah ia lakukan. Ketiga, dalam urusan agama senang melihat kepada orang yang lebih tinggi (dalam ibadah dan ketaatannya kepada Allah). Keempat, dalam urusan dunia senang melihat kepada orang yang lebih rendah (sehingga mendorongnya untuk lebih mensyukuri nikmat-Nya).”

B.2.9 Ketika melakukan sesuatu untuk manusia, jangan mengharapkan ucapan terima kasih ataupun balasan dari mereka namun berharaplah hanya kepada Allah SWT.

Ketika engkau tidak peduli mereka mau berteri makasih atau tidak dengan apa yang telah engkau lakukan, sebagaimana firman Allah SWT tentang ucapan-ucapan hambah-hamba-Nya yang khusus:

                        إِنَّماَ نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللهِ لاَ نُرِيْدُ مِنْكُمْ جَزآءً وَلاَ شُكُوْراً

kami memberi makan kepada kalian hanyalah karena mengharap wajah Allah, kami tidak menginginkan dari kalian balasan dan tidak pula ucapan terima kasih.” (Al-Insan:9)

Demikian beberapa hal yang bias dilakukan untuk mencapai ketenangan dan kebahagiaan hidup. Sebagai akhir teruntai doa kepada Rabubul ‘Izzah:

اللّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِيْنِي الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيْهَا مَعَاشِي، وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِي الَّتِي إِلَيْهَا مَعَادِيْ وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلَِّ خَيْرٍ وَالْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ

“ Ya Allah, perbaikilah bagiku agamaku yang agama ini merupakan penjaga perkaraku, dan perbaikilah bagiku duniaku yang aku hidup di dalamnya, dan perbaikilah bagiku akhirat yang merupakan tempat kembaliku, dan jadikanlah hidup ini sebagai peristirahatan bagiku dari seluruh kejelekan.”(HR.Muslim)

B.2.10 Kekuatan Mental

Meraih sukses selain berfikir positif, juga diperlukan kekuatan mental. Kadang-kadang kita merasakan kehilangan kekuatan atau kekuatan itu muncul.
Didalam diri kita terdapat 2 bentuk keyakinan, yaitu keyakinan yang menguatkan kita dan sebaliknya, yang tidak menguatkan kita. Jika kita telaah kembali komposisi manuisa, secara dasar, manusia terdiri atas empat bagian, yaitu fisik, mental, emosi, dan spiritual.
Ada 7 penyebab yang secara psikologis membatasi kekuatan kita, yang melemahkan mental kita untuk meraih sukses, antara lain:
1.      Saya terlalu sibuk
2.      Saya tidak pandai
3.      Saya tidak berbakat
4.      Saya tidak cantik atau ganteng
5.      Saya tidak beruntung
6.      Saya tidak kaya
7.      Saya orang biasa-biasa saja

Selain 10 langkah menuju sukses dalam islam, ada beberapa konsep sukses menurut Islam:

B.3 Konsep Sukses menurut Islam

B.3.1  Dengan menyebut  Bismillahirrahmanirrahim

            Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, artinya dalam setiap langkah kita, kita harus mengawalinya dengan doa/bacaan Basmalah. Setaip kita akan melakukan kegiatan haruslah didasari niat yang lurus dan baik.

B.3.2 Dengan menyebut La Haula Wa La Quwwata Illa Billahil’aliyyil’Adzim

            Tidak ada daya dan kekuatan kecuali hanya dari Allah SWT, artinya saat kita mulai melangkah haruslah sungguh-sungguh dalam melakukan pekerjaan itu, berdoa dan berusaha. Berserahlah kepada Allah SWT karena Dialah yang Maha Dasyat kekuatanya. Pada hakekatnya hanya Allah SWT yang bias membuat kita berhasil atau gagal dalam melakukan usaha. Janganlah menyombongkan diri dengan kepandaian kita. Kekayaan kita karena Allah SWT yang maha menentukan.

B.3.3 Dengan menyebut Alhamdulillahirrabbil’alamin

            Setelah kita meluruskan niat, berdoa dalam berusaha dan mengarahkan semua kemampuan untuk mencapai keberhasilan, yang terakhir perlu kita lakukan adalah selalu Bersykur. Bersyukur saat nanti kita mencapai keberhasilan, dan tetap bersykur jika usaha kita gagal.
            Saat orang bersykur karena keberhasilanya, itu sudah sering terjadi, namun bila kita bersykur saat kita mengalami kegagalan, itu yang sangat luar biasa. Karena kebanyakan orang saat berhasil dia lupa siapa yang pada hakekatnya membuat dia berhasil, dan asaat gagal dia mengumpat Allah habis – habisan.
            Saat seseorang tetap bersykur meski dalam kondisi terpuruk, maka dia tetap sukses dalam hidupnya.

B.4 Kiat Menjadi Unggul Dalam Islam

            Allah Ajja Wa Jalla adalah Dzat yang Maha Sempurna segala – gala –Nya, Maha luas tak terbatas pengetahuan –Nya. Sangat pasti hanya Allah – lah Dzat yang Maha Memiliki segala keagungan, Kemuliaan dan Keunggulan. Sunggu beruntung bagi siapapun yang dikaruniai oleh – Nya potensi dan bakat untuk unggul. Lebih beruntung lagi bagi siapapun yang dikaruniai kemampuan untuk mengoptimalkan potensi dan bakatnya sehingga menjadi manusia unggul dan prestatif. Namun, betapa banyak pula orang yang cukup potensial tetapi tidak menjadi unggul. Betapa banyak orang yang memiliki bakat terpendam dan tetap “terpendam”, tidak tergali karena tidak tahu ilmu untuk mengoptimalkannya. Padahal tiap orang pada dasarnya memiliki potensi untuk unggul, termasuk kita. Berikut ini beberapa kiat menjadi pribadi unggul dan prestatif.

B.4.1 Percaya Diri

Bagi orang yang ingin memacu percepatan dirinya, maka waktu adalah kuncinya.
Sebab sesungguhnya waktu adalah hidup kita. Orang bodoh adalah orang yang diberi modal hidup berupa waktu kemudian ia sia-siakan. Ada tiga kelompok orang yang menggunakan waktu, yaitu :

a.       Orang Sukses
Yaitu orang yang menggunakan waktu dengan optimal, salah satu cirinya adalah ia melakukan sesuatu hal yang tidak diminati oleh orang gagal.
  
b.      Orang Malang
Yaitu orang yang hari-harinya diisi dengan kekecewaan dan selalu memulai sesuatu pada keesokan harinya.

c.       Orang Hebat
Yaitu orang yang bersedia melakukan sesuatu sekarang juga. Bagi orang hebat tidak ada hari esok,dia berkata bahwa membuang waktu bukan saja kejahatan tetapi suatu pembunuhan yang kejam.

            Karena mengetahui dan menyadari akan pentingnya waktu berarti memahami pula nilai hidup dan kehidupan ini. Oleh karena itu, yang pertama dan utama yang harus dilakukan untuk menjadi pribadi unggul adalah pantang menyia-nyiakan waktu. Kita tidak boleh melakukan sesuatu dengan sia-sia, sebab semua yang dilakukan sangat pasti memakan waktu, sedangkan waktu itu sangat berharga. Tidak mungkin kita melakukan yang sia-sia (Mubadzir), bukankah perbuatan mubadzir itu adalah perbuatan syetan, Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syetan, dan syetan itu sangat ingkar pada Tuhan –Nya “.(QS. Al Israa (17:27))
            Lihatlah hidup keseharian kita, seringkali secara sadar atau tidak telah banyak melalaikan waktu. Anehnya tidak jarang setengah mati kita menjaga harta kita supaya tidak hilang dicuri orang, tapi jarang menjaga waktu agar tidak dicuri dengan hal-hal yang sia-sia.
  
B.4.2 Sistem Yang Kondusif

            System yang kita masuki itu aka sangat mempengaruhi percepatan diri kita, salah dalam memilih system, memilih lingkungan maka akibatnya pun akan segera kita rasakan. Maka barang siapa ingin memilki percepatan diri yang baik untuk menjadi unggul, maka harus bias mencari system dan lingkungan  atau teman-teman yang berkualitas. System yang memiliki keunggulan dari standar biasa, lingkungan yang memuliakan perilaku yang terjaga, teman yang memiliki kehalusan budi pekerti yang tinggi. Apa bila kita memasuki dalam system seperti ini, maka imbasnya pada diri kita juga. Percepatan kita akan trekontrol untuk menjadi unggul dan bermutu. Lembaga atau organisasi yang memiliki system yang unggul, banyak yang telah membuktikan dirinya tampil dalam kehidupan bermasyarakat lebih maju dan lebih bermutu. Maka kalau ingin memiliki pribadi yang unggul, tangguh dan prestatif, pastikan untuk tidak salah dalam memilih pergaulan. Sebab salah dalam memilih pergaulan lingkukngan, salah dalam memilih system, berarti telah salah dalam memilih kesuksesan. Ingatlah pepatah “Bergaul dengan tukang minyak wangi akan kebawa wangi, bergaul dengan besi akan membawa bau bakaran”.

B.4.3 Berdaya Saing Positif

            Dalam setiap kesempatan dan lingkungan,kita harus memiliki naluri berdaya saing positif. Kalau tidak, pasti kita akan berat menghadapi hidup ini. Majalah  “panji” perna memberitakan bahwa beberapa tahun lagi Universitas – Universitas luar negeri, seperti Oxford, Harvad, UCLA, Stanford dan Universitas beken lainya, akan masuk ke Indonesia. Kenyataan ini akan membuat miris beberapa Perguruan Tinggi. Sikap ini nampaknya dipicu kenyataan adanya kesenjangan kualitas Perguruan Tinggi dalam negeri dan Perguruan Tinggi Luar Negeri.
            Bagi Perguruan Tinggi yang tidak memiliki mental berdaya saing positif, akan membuat mereka panic, kalang kabut karena takut kesaingan. Melihat kenyataan yang sama atau lebih darinya, maka akan dianggap sebuah ancaman yang seolah-olah akan menghancurkanya. Namun bagi yang memiliki mental bersaing yang positif, hal itu justru akan ditanggapi dengan sengan hati solah-olah dia mendapatkan sparing partner yang akan memacunya lebih berkualitas lagi. Sebab mereka yang tidak diberi pesaing, kadang-kadang tidak membuat mereka maju.
            Pepatah mengatakan bahwa “ lebih baik menjadi juara dua diantara juara umum, dari pada jadi juara satu dari yang lemah,atau juara utama dari yang bodoh”. Karena yang terpenting bukan jadi juaranya, tapi bagai mana caranya kita memompa kemampuan optimal dalam menjalani kehidupan. Lebih baik juara dua diantara juara dari pada juara umun diantara yang kalah. Sahabat-sahabat sekalian, kita janganlah sebel jika melihat orang lain lebih baik dari kita, karena orang-orang yang suka iri hati, sebel dongkol kepada prestasi orang lain,biasanya tidak akan unggul. Berani bersaing secara sehat dan positif adalah kunci menuju gerbang kesuksesan.

B.2.4 Mampu Bersinergi (Berjamaah)

            Menurut Steven R. Covery, mencantumkan sinergi sebagai salah satu dari tujuh kebiasaan yang efektif. Dalam bersinergi atau berjamaah akan tercermin perbedaan nilia tiap individu, yang kalau kita mampu mengolahnya akan melahirkan team work yang solid, dimana nilai hasilnya akan jauh lebih besar, lebih dasyat atau lebih unggul dibandingkan kalau dilakukan sendiri-sendiri. Makin besar kekuatan sinerginya dalam setiap kali berinteraksi dengan yang lain, maka akan semakin besar pula kemampuan yang dihasilkan, itulah diantara kunci menjadi unggul.
  
B.2.5 Manajemen Kalbu

            Bagi pribadi yang ingin unggul dan prestatif maka dia harus mampu mengendalikan suasana hatinya, karena orang itu tergantung suasana hatinya. Kalau hatinya merasa gembira, maka dia gembira. Kalau hatinya sedang sedih maka sedih pula dirinya, kalau hatinya lagi dongkol, ngambek, maka seperti itulah dirinya. Semua tergantung pada suasana hatinya, maka bagi orang yang tidak mampu mengendalikan/mengolah hatinya akan merasa repot dalam menghadapi hidup ini. Rasulallah SAW bersabda “ingatlah dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging. Kalau segumpal daging itu baik, maka akan baiklah seluruh tubuhnya, tetapi bila rusak, niscaya akan rusak pula seluruh tubuhnya. Segumpal daging itu bernama hati”,(HR.Bukhari – Muslim).


BAB III
PENUTUP

A.       Kesimpulan
Dalam penulisan tugas ini, kami memberi kesimpulan secara garis besar sebagai berikut:

1.         Langkah-langkah Menuju Sukses Dalam Islam :
a.       Beriman dan beramal shalih.
b.      Banyak Mengingat Allah SWT (Berdzikir).
c.       Bersandar Kepada Allah dan tawakkal pada-Nya, yakin dan percaya pada-Nya dan 
      semangat untuk meraih keutamaan-Nya.
d.      Berbuat baik kepada mahluk dalam bentuk ucapan maupun perbuatan dengan ikhlas 
      kepada Allah dan mengharap pahala-Nya.
e.       Ridha terhadap takdir Allah SWT.
f.        Mencurahkan perhatian dengan apa yang sedang dihadapi disertai permintaan 
       tolong kepada Allah Shubahanahu wa Ta’ala.
g.      Senantiasa mengingat dan menyebut nikmat yang telah diberikan Allah Subahanahu W
      Ta’ala, baik nikmat lahir maupun batin.
h.      Selalu melihat orang yang dibawah dari sisi kehidupan dunia.
i.   Ketika melakukan sesuatu untuk manusia, jangan mengharapkan ucapan terima kasih ataupun balasan dari mereka namun berharaplah hanya kepada Allah SWT.
j.        Kekuatan Mental.

2.         Langkah-langkah Konsep Sukses Menurut Islam:
a.       Dengan menyebut  Bismillahirrahmanirrahim.
b.      Dengan menyebut La Haula Wa La Quwwata Illa Billahil’aliyyil’Adzim.
c.       Dengan menyebut Alhamdulillahirrabbil’alamin.

3.         Kiat Menjadi Unggul Dalam Islam:
a.       Percaya Diri.
b.      Sistem Yang Kondusif.
c.       Berdaya Saing Positif.
d.      Mampu Bersinergi (Berjamaah).
e.       Manajemen Kalbu.

 B.     Saran

Dalam meraih kesuksesan bukan hanya diukur dari duniawi saja tapi juga kesuksesan akhirat, selalu ingatlah kepada Allah SWT, dan jangan pernah memiliki pikiran yang dapat melemahkan mental kita.

Demikian beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencapai ketenangan dan kebahagiaan hidup. Sebagai akhir teruntai doa kepada Rabubul ‘Izzah:

اللّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِيْنِي الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيْهَا مَعَاشِي، وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِي الَّتِي إِلَيْهَا مَعَادِيْ وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلَِّ خَيْرٍ وَالْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ

“ Ya Allah, perbaikilah bagiku agamaku yang agama ini merupakan penjaga perkaraku, dan perbaikilah bagiku duniaku yang aku hidup di dalamnya, dan perbaikilah bagiku akhirat yang merupakan tempat kembaliku, dan jadikanlah hidup ini sebagai peristirahatan bagiku dari seluruh kejelekan.”(HR.Muslim)

DAFTAR PUSTAKA

1. Situs PribadiMoeslim oleh Muslim Hasbiyalloh, Post Jum’at 21 Februari 2014
2. Situs CuteNengsih, Post 5 Desember 2012


Tidak ada komentar:

Posting Komentar